kawan,,
Tatkala kita mengetahui besarnya jumlah utang kita
Dan kita mengetahui pula bahwa jumlah aset kita tidak cukup untuk melunasinya
Bahkan kalau kita mempekerjakan diri kita dan keluarga kita untuk menebus hutang
Maka kita tergolong orang yang bangkrut, pailit.
Sekarang coba bayangkan, dalam setiap harinya, berapa banyak dosa yang kita lakukan
Kita tidak pernah menghitungnya, kalau amal kebajikan insyaAllah dihitung...
Sebagian tidak merasa berbuat dosa, karena memang ia tidak mengetahui mana yang dosa dan mana yang bukan...
Lepas dari semua itu, Allah, ar Rahman ar Rahim...
Yang Maha Mengetahui dengan segala kekurangan hambanya, telah membuat suatu sistem pelunasan dosa yang sangat indah...
Yaitu, dengan menurunkan berbagai macam musibah
مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ
مِنْ وَصَبٍ ؛ وَلَا نَصَبٍ ؛ وَلَا هَمٍّ ؛ وَلَا حَزَنٍ ؛ وَلَا غَمٍّ ؛ وَلَا أَذًى
- حَتَّى الشَّوْكَةُ يَشَاكُهَا - إلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah menimpa seorang mukmin berupa
rasa sakit (yang terus menerus), rasa capek, kekhawatiran (pada
pikiran), sedih, kesusahan hati atau sesuatu yang menyakiti sampai pun
duri yang menusuknya melainkan akan dihapuskan dosa-dosanya.” (HR.
Bukhari no.5641 dan Muslim no. 2573)
Jadi yang lagi sakit, pada hakekatnya dia sedang melunasi hutang-hutangnya
Maka tiada kata yang lebih pantas diucapkan pada waktu itu kecuali bersyukur kepada Allah
Salah satu ulama' salaf berkata:
لولا مصائب الدنيا
لوردنا الآخرة مفلسين
"Andai kata bukan karena musibah-musibah dunia, niscaya kita akan datang pada hari kiamat dalam keadaan bangkrut".
Bagi akhi ukhti yang sedang dapat musibah...
Saatnya menjadikan musibah itu sebagai ladang pelunasan dosa...
Dengan menata hati,
Bersabar
Meridhoi takdir ilahi
Bersyukur kepada Rabbi
Selamat mengamalkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar