Adab Menuju Masjid
yang Perlu Kita Ketahui
Dalam rangka
memotivasi kaum muslimin untuk memakmurkan masjid, Allah memberikan
banyak janji dan keutamaan bagi orang yang menghadiri shalat jamaah. Di
antaranya:
Hadis dari Ibnu
Mas’ud, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وما من رجل يتطهر
فيحسن الطهور ثم يعمد إلى مسجد من هذه المساجد إلا كتب الله له بكل خطوة يخطوها
حسنة،ويرفعه بها درجة،ويحطّ عنه بها سيئة
“Jika seseorang wudhu dengan sempurna, kemudian menuju masjid,
maka Allah akan mencatat setiap langkahnya sebagai pahala untuknya, mengangkat
derajatnya, dan menghapuskan dosanya…” (HR. Muslim)
Hadis dari Utsman
bin Affan radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
من توضأ للصلاة فأسبغ
الوضوء ثم مشى إلى الصلاة المكتوبة فصلاها مع الناس، أو مع الجماعة، أو في المسجد
غفر الله له ذنوبه
“Siapa yang
berwudhu untuk shalat dan dia sempurnakan wudhunya, kemudian dia menuju masjid
untuk shalat fardhu. Lalu dia ikut shalat berjamaah atau shalat di masjid maka
Allah mengampuni dosa-dosanya.” (HR. Muslim)
Untuk menyempurnakan pahala Anda ketika menuju masjid, berikut
beberapa adab yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
ketika berangkat ke masjid:
PERTAMA, BERWUDHULAH DARI RUMAH DAN BUKAN DI MASJID
Terdapat banyak dalil yang menunjukkan bahwa keadaan yang sesuai sunah
adalah berwudhu di rumah dan bukan di masjid. Di antaranya adalah
hadis Utsman di atas, “Siapa yang berwudhu untuk shalat dan dia sempurnakan
wudhunya, kemudia dia menuju masjid untuk shalat fardhu.”
Zhahir hadis ini,
wudhu tersebut dilakukan sebelum berangkat menuju masjid. Itu artinya, wudhu
tersebut dilakukan di rumah.
Disamping itu,
terdapat dalil tegas yang menunjukkan hal ini. Hadis dari Abu Hurairah radhiallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
من تطهّر في بيته ثم
مشى إلى بيت من بيوت الله، ليقضي فريضة من فرائض الله
“Siapa yang
berwudhu di rumahnya kemudian berjalan menuju salah satu rumah Allah, untuk
menunaikan shalat wajib…” (HR. Muslim)
KEDUA, GUNAKAN PAKAIAN
YANG SOPAN NAN SUCI
Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman,
يَا بَنِي آدَمَ
خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا
“Wahai bani Adam,
gunakanlah perhiasan kalian setiap kali menuju masjid, makan dan minumlah
kalian…” (QS. Al-A’raf: 31)
Sebagai orang yang
beriman, seharusnya kita merasa malu ketika mengenakan kaos atau pakaian tidak
sopan ketika menuju masjid. Sementara kita sadar bahwa kita hendak menghadap
Allah.
KETIGA, BACALAH DOA KETIKA
KELUAR RUMAH
Di antara doa yang
disyariatkan adalah
بِسْمِ اللَّهِ
تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
Dengan nama Allah,
aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.
Membaca doa ini ketika keluar rumah memiliki keutamaan besar, sebagaimana
disebutkan dalam hadis Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila ada orang yang keluar dari rumahnya, kemudian dia membaca doa di atas, dikatakan kepadanya:
هُدِيتَ، وَكُفِيتَ،
وَوُقِيتَ
‘Kamu diberi
petunjuk, kamu dicukupi, dan kamu dilindungi’
maka setan-setan pun
berteriak. Kemudian ada salah satu setan yang berkata kepada lainnya: ‘Bagaimana
mungkin kalian bisa menggoda orang yang sudah diberi petunjuk, dicukupi, dan
dilindungi.” (HR. Abu Daud, Turmudzi dan dishahihkan Al-Albani)
Keterangan:
- Doa ini sangat ringkas, mudah dibaca, namun keutamannya besar.
- Tidak dijumpai riwayat yang menganjurkan mengangkat tangan ketika membaca doa ini.
- Doa ini sangat ringkas, mudah dibaca, namun keutamannya besar.
- Tidak dijumpai riwayat yang menganjurkan mengangkat tangan ketika membaca doa ini.
KEEMPAT, GUNAKANLAH SANDAL
ATAU ALAS KAKI LAINNYA DENGAN MENDAHULUKAN KAKI KANAN
Dari Aisyah radhiallahu
‘anha, beliau mengatakan,
كَانَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ، فِي تَنَعُّلِهِ،
وَتَرَجُّلِهِ، وَطُهُورِهِ، وَفِي شَأْنِهِ كُلِّهِ
“Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam suka mendahulukan yang kanan, ketika memakai sandal,
menyisir rambut, bersuci, dan yang lainnya.” (HR. Bukhari, Ahmad dan yang
lainnya)
KELIMA, BERJALANLAH MENUJU
MASJID DENGAN TENANG
Dari Abu Hurairah radhiallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إذا سمعتم الإقامة
فامشوا إلى الصلاة وعليكم السكينة والوقار، ولا تُسرعوا
“Apabila kalian
mendengar iqamah, berjalanlah menuju shalat dan kalian harus tenang, dan jangan
buru-buru.. (HR. Bukhari dan Muslim)
Di samping itu,
dengan berjalan tenang kita akan mendapatkan banyak pahala. Karena setiap
langkah kaki kita dicatat sebagai pahala dan menghapus dosa.
Di antara hikmah
larangan terburu-buru ketika shalat, agar kita tidak ‘ngos-ngosan’
ketika melaksanakan shalat. Nafas tersengal-sengal ketika shalat, bisa
menyebabkan shalat kita menjadi sangat terganggu.
KEENAM, MEMBACA DOA KETIKA
MENUJU MASJID
Doa yang diajarkan
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menuju masjid sangat
bervariasi. Ada yang panjang dan ada yang pendek. Sebagian ulama menganjurkan
agar dibaca semuanya. Sehingga kita mendapatkan semua keutamaan dalam doa
tersebut. Tapi, bagi yang kesulitan menghafalkan semua, bisa menghafalkan yang
pendek, dan dibaca berulang-ulang.
Di antara doa menuju masjid yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam adalah
اللّهُمَّ اجْعَلْ
فِي قَلْبِيْ نُوْراً، وَفِي لِسَانِي نُوْراً، وَفِي سَمْعِي نُوْراً، وَفِي
بَصَرِي نُوْراً، وَمِنْ فَوْقِي نُوْراً، وَمِنْ تَحْتِي نُوْراً، وَعَنْ
يَمِيْنِي نُوْراً، وَعَنْ شِمَالِي نُوْراً، وَمِنْ أَمَامِي نُوْراً، وَمِنْ
خَلْفِي نُوْراً، وَاجْعَلْ فِي نَفْسِي نُوْراً، وَأَعْظِمْ لِي نُوْراً،
وَعَظِّم لِي نُوْراً، وَاجْعَلْ لِي نُوْراً، وَاجْعَلْنِي نُوْراً، اللّهُمَّ أَعْطِنِي
نُوْراً، وَاجْعَلْ فِي عَصَبِي نُوْراً، وَفِي لَحْمِي نُوْراً، وَفِي دَمِي
نُوْراً، وَفِي شَعْرِيْ نُوْراً، وَفِي بَشَرِيْ نُوْراً
Ya Allah, jadikanlah cahaya di hatiku, cahaya di lisanku, cahaya bagi
pendengaranku, cahaya di penglihatanku, cahaya di atasku, cahaya di bawahku,
cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya di depanku, cahaya
di belakangku, cahaya di jiwaku, perbesarlah cahayaku, jadikanlah untukku
cahaya, jadikanlah aku penuh cahaya, ya Allah berikanlah aku cahaya, jadikanlah
cahaya di ruas badanku, cahaya di dagingku, cahaya di darahku, cahaya di
rambutku, dan cahaya di kulitku.
اللّهُمَّ اجْعَلْ
لِيْ نُوْرًا فِي قَبْرِيْ . . وَنُوْرًا فِي عَظَامِي
Ya Allah, jadikanlah cahaya untukku di kuburku… cahaya di tulangku.
وَزِدْنِي نُوْرًا ,
وَزِدْنِي نُوْرًا , وَزِدْنِي نُوْرًا
Tambahkanlah cahaya
untukku, tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku..
وَهَبْ لِيْ نُوْرًا
عَلَى نُوْر
Berikanlah aku
cahaya di atas cahaya
Semua doa di atas
berdasarkan riwayat yang shahih, sebagaimana disebutkan dalam buku Hisnul
Muslim, karya Dr. Said bin Wahf Al-Qahthani
KETUJUH, SESAMPAINYA DI
MASJID, LEPAS SANDAL DENGAN MENDAHULUKAN KAKI KIRI.
Sunah ini dinyatakan
dalam hadis dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
إِذَا انْتَعَلَ
أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِالْيُمْنَى، وَإِذَا خَلَعَ فَلْيَبْدَأْ بِالْيُسْرَى
“Apabila kalian
memakai sandal, mulailah dengan kaki kanan, dan jika melepas, mulailah dengan
kaki kiri.” (HR. Ibn Majah dan dishahihkan Al-Albani)
Agar Anda tetap bisa masuk masjid dengan kaki kanan, setelah melepas
sandal, kaki jangan langsung diinjakkan ke lantai masjid, tapi diinjakkan dulu
ke tanah atau ke sandal kiri yang sudah dilepas. Kemudian naiklah ke
lantai masjid dengan kaki kanan.
KEDELAPAN, MASUK MASJID
DENGAN MENDAHULUKAN KAKI KANAN
Dari Aisyah radhiallahu
‘anha, beliau mengatakan,
كَانَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ، فِي تَنَعُّلِهِ،
وَتَرَجُّلِهِ، وَطُهُورِهِ، وَفِي شَأْنِهِ كُلِّهِ
“Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam suka mendahulukan yang kanan, ketika memakai sandal,
menyisir rambut, bersuci, dan yang lainnya.” (HR. Bukhari, Ahmad dan yang
lainnya)
Para ulama
mengatakan, semua kegiatan yang baik, dianjurkan mendahulukan bagian tubuh yang
kanan. Termasuk dalam hal ini adalah mendahulukan kaki kanan ketika masuk
masjid.
Anas bin Malik radhiallahu
‘anhu, mengatakan,
من السنة إذا دخلت
المسجد أن تبدأ برجلك اليمنى، وإذا خرجت أن تبدأ برجلك اليسرى
“Termasuk ajaran
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika Anda masuk masjid, Anda
mendahulukan kaki kanan dan ketika keluar Anda mendahulukan kaki kiri.” (HR.
Hakim, beliau shahihkan dan disetujui Ad-Dzahabi)
KESEMBILAN, BERDO’ALAH KETIKA MASUK MASJID
Ada banyak doa yang
diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan sekali lagi, sikap
yang tepat adalah diamalkan semuanya. Berikut beberapa doa ketika masuk masjid,
بِسْمِ اللهِ،
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ اللهِ
Bismillah, shalawat
dan salam untuk Rasulillah. (HR. Ibnu Sunni, Abu Daud, dan dishahihkan
Al-Albani)
اللَّهُمَّ افْتَحْ
لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
Ya Allah,
buka-kanlah pintu rahmatmu untukku. (HR. Muslim)
أَعُوذُ بِاللَّهِ
الْعَظِيمِ، وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيمِ، وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيمِ، مِنَ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Aku berlindung
kepada Allah yang Maha Agung, dengan wajah-Nya yang Mulia, dengan kekuasan-Nya
yang langgeng, dari godaan setan yang terkutuk.
Untuk doa terakhir ini, terdapat keutamaan khusus: Dari Abdullah bin Amr
bin Ash radhiallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
ketika masuk masjid, beliau membaca doa di atas. Kemudian beliau
bersabda;
فَإِذَا قَالَ:
ذَلِكَ قَالَ الشَّيْطَانُ: حُفِظَ مِنِّي سَائِرَ الْيَوْمِ
“Jika orang
membaca doa ini maka setan berteriak, ‘Orang ini dilindungi dariku sepanjang
hari’.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan Al-Albani)
KESEPULUH, SHALAT TAHIYATUL
MASJID, JIKA MASIH MEMUNGKINKAN
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam berpesan,
فَإِذَا دَخَلَ
أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ، فَلَا يَجْلِسْ حَتَّى يَرْكَعَ رَكْعَتَيْنِ
“Apabila kalian
masuk masjid, jangan duduk, sampai shalat dua rakaat.” (HR. Muslim)
Itulah shalat tahiyatul masjid.
KESEBELAS, JANGAN LUPA UNTUK
MENDEKATI SUTRAH
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
berpesan:
إِذَا صَلَّى
أَحَدُكُمْ فَلْيُصَلِّ إِلَى سُتْرَةٍ وَلْيَدْنُ مِنْهَا
“Apabila kalian
hendak shalat, laksanakanlah dengan menghadap ke sutrah, dan mendekatlah ke
sutrah.”
Sutrah bisa berupa
tembok, tiang, atau benda-benda lainnya.
Ditulis oleh Ustadz
Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah)
Artikel www.KonsultasiSyariah.com
Artikel www.KonsultasiSyariah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar