Bismillah.
Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimush-shalihat.
Syaikh al-Albani rahimahullah:
Perjalanan kita jauuh,
tidak penting sampai dimana jarak yang ditempuh, yang utama kita masih di jalur-Nya.
Jalan ke surga itu terjal dan menanjak.
Maka perlu kesungguhan, istiqamah dan waspada di setiap langkah dengan
memohon pertolongan kepada Allah Azza wa jalla.
Kita perlu cahaya dari Allah Ta'ala untuk menentukan jalan yang benar dan lurus dengan menuntut ilmu syar'i terus menerus.
Bila ada masalah besar, angin besar yang
menerjang, maka cahaya/lentera iman kita akan meredup hingga kadang
mati.
Maka perlu ada kesiapan korek api untuk menyalakan lagi cahaya
yang padam tersebut.
Ibarat lain Lentera adalah batere HP yang
perlu dicharge ulang setiap mendekati low bat.
Jangan sampai batere HP
tersebut sekarat, tidak bisa dicharge lagi. Allahul musta'an.
Musuh-musuh Allah selalu berusaha
menghalangi kita menuju surga dengan langkah mulus.
Namun mereka selalu
mematikan lentera yang menunjuki jalan ke surga dengan berbagai cara dan
menyeret kita secara perlahan agar mengikuti agama mereka.
Islam adalah cahaya Allah Azza wa jalla.
Iman diibaratkan pakaian yang bisa usang bila dipakai terus menerus. Maka perlu diperbaharui.
Juga iman diibaratkan rembulan.
Disaat purnama pun akan gelap bila tertutup mendung tebal.
Demikianlah iman bertambah dengan amal shalih dan berkurang dengan perbuatan dosa.
Hidup di dunia tak lepas dari ujian.
Bergilir, setelah bahagia, datang masa berduka, airmata berubah jadi
tawa, susah senang bergantian setiap episode yang terjalani.
Tanda-tanda Lentera mulai redup:
1. Terjerumus kepada kemaksiatan / berbuat dosa.
2. Merasakan kerasnya hati.
3. Ibadahnya tidak sempurna / tidak khusyu'.
4. Malas yang menjadi-jadi.
5. Hati menjadi sempit / cepat marah.
6. Tidak terpengaruh dengan ancaman-ancaman Allah Ta'ala.
7. Lalai dari dzikrullah.
8. Ketika ditimpa musibah, mereka bingung, panik, tidak bersabar.
9. Bakhil, kikir untuk berbagi.
10.Hubud dunya/cinta dunia.
11.Tidak perduli urusan umat Islam.
Faktor penyebab iman lemah:
1. Jauh dari lingkungan pendukung keimanan.
2. Putus dari menuntut ilmu syar'i.
3. Berada di tengah-tengah pelaku kemaksiatan.
4. Panjang angan-angan.
5. Banyak makan, minum dan bergaul.
Cara menghidupkan lentera yang meredup:
1. Tadabbur Al Qur'an.
2. Menghidupkan dalam hati mengagungkan Allah Ta'ala.
3. Sering hadir ke majelis ilmu.
4. Ziarah kubur.
5. Bervariasi dalam beribadah / menambah amalan-amalan sunnah.
6. Takut su'ul khatimah.
7. Berdzikir yang banyak.
8. Loyalitas pada umat Islam dan berlepas diri dari orang kuffar.
9. Tawaddu', jangan sombong.
10.Muhasabah / menghisab diri (intropeksi diri, pent).
11.Berkunjung ke orang-orang shalih..minimal dapat nasehat dan ilmu Beliau.
12.Berkunjung ke rumah sakit akan menambah rasa syukur kepada Allah Azza wa jalla.
13.Refreshing.
14.Berdoa kepada Allah Azza wa jalla.
Agama itu mudah, jiwa itu butuh refreshing, hiburlah dengan hal yang mubah asal tidak berlebihan.
Mu’adz bin Jabal berkata :
"Wajib atas kalian untuk menuntut ilmu, sesungguhnya mempelajari ilmu (dengan ikhlas) karena Allah merupakan kasyyah,
mengkajinya merupakan ibadah,
mengingatnya merupakan tasbih,
dan membahasnya merupakan jihad“.
[Ibnul-Qayyim - Miftah Daaris-Sa’adah 1/131-132; Maktabah Al-Misykah]
Wallahu ta'ala a'lam.
Semoga bermanfaat.
---
Kajian @Masjid Ar-Rahmat,
Jl. Anggrek Cendrawasih, Slipi, Jakarta Barat: Sabtu, 23 Sya'ban 1435H / 21 Juni 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar