Ketika engkau sulit meninggalkan kebiasaan buruk, maka perhatikanlah siapa yang menjadi kawan akrabmu.
Karena seseorang -biasanya- akan terpengaruh perangai kawan bergaulnya.
“Seseorang berada diatas agama kawannya, maka hendaklah setiap kalian melihat kepada siapa dia berkawan” (HR. Abu Daud)
========================
Pengaruh Teman Bergaul
Teman bergaul dan lingkungan yang Islami, sungguh sangat mendukung seseorang menjadi lebih baik dan bisa terus istiqomah.
Sebelumnya bisa jadi kita malas-malasan. Namun karena melihat temannya tidak sering tidur pagi, ia pun rajin.
Sebelumnya menyentuh al Qur’an pun tidak. Namun karena melihat temannya begitu rajin tilawah Al Qur’an, ia pun tertular rajinnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian”.
(HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad, dari Abu Hurairah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shohihul Jaami’ 3545).
Al Ghozali rahimahullah mengatakan, “Bersahabat dan bergaul dengan orang-orang yang pelit, akan mengakibatkan kita tertular pelitnya. Sedangkan bersahabat dengan orang yang zuhud, membuat kita juga ikut zuhud dalam masalah dunia. Karena memang asalnya seseorang akan mencontoh teman dekatnya.”
“Hati-hatilah kalian dalam memilih teman, sesungguhnya teman adalah bekal di dunia dan akhirat.”
========================
Teman yang Baik adalah yang Bisa Mengajak Kita Ke Syurga
Sahabat yang baik adalah yang tulus mendoakan dan mengingatkanmu pada Allah.
Yang mengenal dirimu dan senantiasa menjaga ukhuwah, memberi ketenangan saat bersamanya, ada inspirasi amal shaleh saat melihatnya,
Dalam diamnya dia mendoakan, dalam senyumnya dia menenangkan, dalam nasihatnya dia bangkitkan semangat mencintai kebaikan…
Dunia akan terasa lebih indah apabila kita mempunyai teman yang berhati mulia,
Teman yang selalu memberikan motivasi, ikhlas memberikan nasehat, mengajak berbuat baik, melarang berbuat maksiat, suka berbagi ilmu, menjaga rahasia, menutupi aib, menginginkan kebaikan untuk kita seperti menginginkan kebaikan untuk dirinya sendiri..
Yusuf bin Husain berkata,
Aku bertanya kepada Dzun Nun ketika ingin berpisah dengan beliau, “Dengan siapa aku mesti bermajlis/bergaul?” ,
beliau menjawab, “Hendaknya kamu bermajlis dengan orang yang hanya dengan melihatnya saja sudah mengingatkanmu kepada Allah Azza wa Jalla, kewibawaannya membekas di dalam hatimu, ucapannya menambah motivasimu dalam beramal, amalnya membuatmu zuhud di dunia, dan kamu tidak bermaksiat kepada Allah selama kamu berada di dekatnya. Dia menasehatimu dengan perbuatan, tidak (hanya) dengan perkataan.”
Abul Qa’qa’ mengatakan; “Seseorang harus mencari kawan yang shalih, rajin dan suka menasehati, agar (ia) selalu bisa bersamanya pada sebagian besar waktunya, saling memotivasi dalam belajar dan saling menguatkan semangat sesamanya, mengingatkannya bila ia salah, dan mendukungnya bila ia benar dan mengevaluasi apa yang telah ia hafal, baca, diskusikan, dan kaji tentang sebuah permasalahan dengan selalu bersama-sama.”
Seseorang bertanya: “kepada siapa kami harus bergaul, wahai Syaikh?”
Sufyan Ats Tsauri menjawab: “Dengan orang-orang yang senantiasa mengingatkanmu untuk berdzikir kepada Allah, dengan orang-orang yang membuatmu gemar beramal untuk akhirat. Dan, dengan orang-orang yang akan menambah ilmumu ketika kamu berbicara kepadanya.”
Bergaul dengan orang saleh merupakan keutamaan, sedangkan mengikuti jejak langkah mereka adalah suatu kewajiban. (Khalifah Ustman).
Janganlah engkau melibatkan diri dlm hal yg tidak bermanfaat bagimu.
Hindarilah musuhmu dan hati-hatilah dalam berteman kecuali dengan orang yang terpercaya.
Tidak ada orang yang terpercaya kecuali orang yang takut kepada Allah.
Janganlah berteman dgn orang jahat karena engkau akan terpengaruh menjadi jahat.
Dan musyawarahkan urusanmu hnya dgn orang-orang yg takut kepada Allah. (Umar bin Khothob)
Sebaik2 teman adalah yg berkata pd temannya: AYO KITA PUASA SEBELUM KITA MATI. Dan seburuk2 teman adalah yg berkata pd temannya: AYO KITA MAKAN DAN MINUM SEBELUM KITA MATI. (hilyatul auliya)
Waspadalah dari kawan yang buruk, yaitu kawan yg jika engkau ingin dekat dgn Allah maka dia tak dapat membantumu, dan jika engkau melupakan Allah maka dia tak mau mengingatkanmu.
Banyak bergaul dgn orang2 sholeh adalah obat bagi penyakit hati.
Sedangkan banyak bergaul dgn orang2 rusak adalah sumber penyakit hati.
Maka berhati2lah dlm memilih teman dekat, dan selektiflah dlm bergaul.
Menyendiri lbh baik daripada bergaul dgn orang2 yg buruk/jahat, dan bergaul dgn orang2 baik lbh baik drpd menyendiri.
Rasulullah berkata: Seseorang akan mengikuti agama teman dktnya. (HR ABU DAWUD)
“Sebaik-baik hamba Allah adalah orang yang jika dilihat (menjadi perhatian) disebutlah nama Allah, dan seburuk-buruk hamba Allah adalah orang yang berjalan dengan mengadu domba, memecah belah antara orang-orang yang saling cinta, dan senang untuk membuat susah orang-orang yang baik.” (HR. Ahmad 4/227, periksa juga kitab “Hashaid al-Alsun” hal. 68)
Sahabatmu yang menasehatimu adalah sahabat yang sayang padamu sehingga ingin kebaikan bagimu, adapun sahabat yang membiarkanmu dalam kesalahan tanpa menasehatimu adalah sahabat yang telah menipumu.
Imam Ibn Qudamah menjelaskan dalam kitab Mukhtasar Minhajul Qashidin, bahwa ada empat kriteria yang patut menjadi pedoman dalam memilih teman.
[1]. Aqidahnya benar.
[2]. Akhlaqnya baik.
[3]. Bukan dengan orang yang tolol atau bodoh dalam hal berprilaku. Karena dapat menimbulkan mudharat.
[4]. Bukan dengan orang yang ambisius terhadap dunia atau bukan orang yang materialistis.
Orang-orang yang berilmu agama adalah orang yang kucari di setiap tempat. Mereka adalah tujuan yang selalu kucari. Dan aku menemukan keshalihan hatiku di dalam bergaul dengan mereka.
(hilyatul auliya)
Semoga Allah memudahkan dan memberi taufik untuk terus istiqomah dalam agama ini...Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar