Kamis, 16 April 2015
Kekuatan Hati seorang suami
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Cerita ini adlh kisah kehidupan pasangan suami istri,yg sgt merindukan kehadiran buah hati cinta(keturunan)..
Pernikahan itu telah berjalan 4 tahun,namun pasangan suami istri itu belum di karuniai seorang anak.
Dam mulailah kanan kiri berbisik-bisik: "Kok belum punya anak juga ya,masalahnya di siapa ya? Suaminya atau Istrinya ya?"
Dari berbisik-bisik akhirnya menjadi berisik...
Tanpa sepengetahuan siapa pun,suami istri itu pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi,dan melakukan pemeriksaan.
Hasil lab mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita yg mandul,(maaf)
sementara sang suami tdk ada masalah apapun dan tidak ada harapan bagi sang istri untk sembuh dalam arti tidak ada peluang baginya untk hamil dan mempunyai anak.
Melihat hasil seperti itu,sang suami mengucapkan : inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, lalu menyambungnya dengan ucapan: Alhamdulillah..
Kemudian,sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil lab dan sama sekali tidak memberi tahu istrinya dan membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum laki-laki.
Sang suami berkata kepada sang dokter: "Saya akan panggil istri saya untk masuk ruangan akan tetapi,tolong ya dokter.. nanti anda jelaskan kepada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, sementara dia tidak ada masalah apa-apa.
Kontan saja sang dokter menolak dan terheran-heran.
Akan tetapi sang suami terus memaksa sang dokter,akhirnya sang dokter setuju untk mengatakan kepada sang istri bahwa masalah tidak datangnya keturunan ada pada sang suami dan bukan ada pada sang istri.
Sang suami memanggil sang istri yg telah lama menunggunya, dan tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman.
Lalu bersama sang istri ia memasuki ruang dokter.
Maka sang dokter membuka amplop hasil lab,lalu membaca dan mentelaahnya,dan kemudian ia berkata "....Oooh,kamu_ wahai fulan_yg mandul, sementara istrimu tidak ada masalah,dan tidak ada harapan bagimu untk sembuh.
Mendengar pengumuman sang dokter, sang suami berkata : Innalillahi....
Dan terlihat pada raut wajahnya wajah seseorang yg menyerah kepada qodho dan qadar Allah
Lalu... Pasangan suami istri itu pulang kerumahnya dam secara perlahan namun pasti, tersebarlah berita tentang rahasia tersebut kepara tetangga,kerabat dan sanak saudara.
Lima tahun berlalu dari peristiwa tersebut dan sepasang suami istri bersabar,
sampai akhirnya datanglah detik-detik yg sangat menegangkan,di mana sang istri berkata kepada suaminya:
"Wahai fulan,saya telah bersabar selama Sembilan (9) tahun,
saya tahan-tahan untuk bersabar dan tidak meminta cerai darimu,dan selama ini semua orang berkata:
"betapa baik dan shalihah-nya sang istri itu yang terus setia mendampingi suaminya selama sembilan tahun,padahal dia tahu kalau dari suaminya,ia tidak akan memperoleh keturunan".
Namun, sekarang rasanya saya tidak bisa bersabar lagi, saya ingin agar engkau segera menceraikan saya,agar saya bisa menikah dengan lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya,menimangnya dan mengasuhnya..
Mendengar emosi sang istri yang memuncak,sang suami berkata: "Istriku,ini cobaan dari Allah ,,
kita meski bersabar,kita mesti...mesti...dan mesti...". Singkatnya,bagi sang istri,suaminya malah berceramah di hadapanya...
Akhirnya sang istri berkata: "OK, saya akan tahan kesabaranku satu tahun lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak lebih".
Sang suami setuju,dan dalam dirinya,di penuhi harapan besar, semoga Allah memberi jalan keluar yang terbaik bagi keduanya.
Beberapa hari kemudian,tiba-tiba sang istri jatuh sakit, dan hasil lab mengatakan bahwa sang istri mengalami gagal ginjal.
Mendengar keterangan tersebut, jatuhnya psikologis sang istri, dan mulailah memuncak emosinya, ia berkata kepada suaminya:
"Semua ini gara-gara kamu,selama ini aku menahan kesabaranku, dan jadilah sekarang aku seperti ini, kenapa selama ini kamu tidak menceraikan saya, saya kan ingin punya anak, saya ingin memomong dan menimang bayi, saya kan...saya kan...".
Sang istripun bad rest di rumah sakit.
Di saat yang genting itu,tiba-tiba suaminya berkata:
"Maaf, saya ada tugas keluar negri, dan saya berharap semoga engkau baik-baik saja".
"Haaa,pergi?". Kata sang istri.
"Ya, saya akan pergi karena tugas dan sekalian mencari donatur ginjal,semoga dapat". Kata sang suami.
Sehari sebelum operasi,datanglah sang donatur ketempat pembaringan sang istri.
Maka di sepakatilah bahwa esok akan di lakukan operasi pemasangan ginjal dari sang donatur.
Saat itu sang istri teringat suaminya yang pergi,ia berkata dalam dirinya :
"Suami apaan dia,istrinya operasi,, eh malah pergi meninggalkan diriku, terkapar dalam ruang bedah operasi".
Operasi berhasil dengan sangat baik, Setelah satu pekan,suaminya datang,dan tampaklah pada wajahnya tanda-tanda orang yang kelelahan.
Ketahuilah bahwa sang donatur itu tidak ada lain orang melainkan sang suami itu sendiri.
Ya,suaminya telah menghibahkan satu ginjalnya untuk istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri,tetangga dan siapapun selain dokter yang di pesannya agar menutup rapat rahasia tersebut..
Dan Subhanallah...
Setelah sembilan(9) bulan dari operasi itu,sang istri melahirkan anak.
Maka bergembiralah suami istri tersebut, keluarga besar dan para tetangga.
Suasana rumah tangga kembali normal, dan sang suami telah sukses menyelesaikan studi S2 dan S3-nya di sebuah fakultas syari'ah dan telah bekerja sebagai seorang panitera di sebuah pengadilan.
Pada suatu hari, sang suami ada tugas dinas jauh, dan ia lupa menyimpan buku harianya dari atas meja, buku harian yang selama ini ia sembunyikan.
Dan tanpa sengaja sang istri mendapatkan buku harian tersebut,membuka-bukanya dan membacanya.
Hampir saja ia terjatuh pingsan saat menemukan rahasia tentang diri dan rumah tangganya.
Ia menangis meraung-raung. Setelah agak reda, ia menelpon suaminya,dan menangis sejadi-jadinya,
ia berkali-kali mengulang permohonan maaf dari suaminya, Sang suami hanya dapat membalas suara telpon istrinya dgn menangis pula.
Dan setelah peristiwa tersebut selama beberapa waktu, sang istri tidak berani menatap wajah suaminya,
tidak ada kekuatan untuk memandangnya sama sekali, jika ada keperluan ia berbicara dengan menundukan mukanya.....
Wallahu'alam..
Semoga kisah ini bisa menjadi renungan kita bersama,
khususnya diri ini kelak akan bergelar istri...
Mohon maaf bila ada kekhilafan..
Semoga bermanfaat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar