Rabu, 07 Oktober 2015

Sifat Al ‘Aliimu, Sifat mengetahui bagi Allah ta’ala




Nama ini disebut dalam alqur’an lebih dari 150 tempat, salah satunya disurat Al Mujadilah: 7
Yang artinya:“tidakkah engkau perhatikan, bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tidak ada lima  orang , melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tidak ada yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia pasti ada bersama mereka dimana pun mereka berada. Kemudain Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Beriman dengan nama Allah yang satu ini memiliki pengaruh yang berkah kepada seorang hamba, bahkan ini merupakan sebesar-besarnya cambuk dan pelajaran berharga.
Syaikh Muhammad Al- Amiin Asy – Syinkiti rahimahullah berkata: “para ulama telah sepakat bahwa ini adalah sebesar-besarnya pelajaran dan seagung-agungnya cambuk yang turun dari langit ke bumi. Mereka membuat permisalan dalam hal ini -dan Allah memiliki permialan yang lebih tinggi-, mereka  mengatakan, “seandainya ada dimuka bumi ini seorang raja yang gemar membunuh manusia jika kehormatannya dicabik. Raja tersebut memiliki kekuatan, prajurit dan para putrinya. Seandainya dikatakan kepada penduduk negeri tersebut bahwa rajanya selalu mengetahui apa yang mereka lakukan dari perbuatan yang jelek dikala malam hari, maka mereka akan benar-benar waspada. Allah pencipta langit dan bumi, Yang Maha Menguasai dan Yang Maha Perkasa. Dia mengabarkan kepada mereka dalam ayat-ayatNya, yang hampir-hampir tidaklah engkau membuka satu halaman mushaf, melainkan engkau dapatkan didalamnya sebesar-besarnya pelajaran dan seagung-agungnya cambuk (Dia Maha Mengetahui segala sesuatu), (Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian lakukan),
Ibnu Rajab  rahimahullah berkata,”ada seorang laki-laki yang memaksa seorang wanita untuk berbuat kekejian dan dia memerintahkan kepada wanita tersebut untuk mengunci pintu-pintu. Kemudian orang laki-laki tersebut berkata,”apakah masih ada pintu yang belum dikunci?” si wanita mengatakan,”Ya ada, yaitu pintu antara kita dengan Allah.” Laki-laki tersebut pun tidak menyentuh si wanita tersebut. Sebagian orang melihat seseorang berbicara dengan seorang wanita, maka orang tersebut mengetakan, “sesungguhnya Allah melihat kalian berdua, semoga Allah menutupi (aurat) kami dan kalian berdua.”
Barang siapa yang merenungkan hal tersebut, maka itu adalah sebear-besarnya cambuk dan pencegah (dari berbuat maksiat)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang makna ayat ini, “Allah ta’ala mengabarkan tentang ilmu-Nya yang sempurna yang meliputi segala sesuatu, yang besar maupun yang kecil agar manusia berhati-hati dari penjagaan Allah terhadap mereka, hingga mereka merasa malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan berkata kepadaNya dengan sesungguhnya, mereka selalu diawasi oleh Allah yang selalu melihatnya. Karena Allah ta’ala mengetahui mata yang khianat mekipun zhahirnya amanat. Dia mengetahui apa yang dirahasiakan oleh dada-dada mereka.”
Kebanyakan nama Allah “Al-‘Aliim” disebutkan dalam kontek amal perbuatan serta balasannya, agar hati manusia bangkit dan memperingatkan para hamba agar memperbaiki dan menyempurnakan amal perbuatan mereka, semua ini untuk memotivasi dan mencegah mereka. Allah sajalah yang dapat memberi taufik, tidak ada Rabb selainNya dan tidak ada sesembahan yang hak, kecuali Dia saja.
Fiqih asma’ull husna, syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhin Al-“Abbad Al – Badr, Darus Sunnah  
diketik ulang oleh : Ummu Sholihah 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar